Penggalangan Aksi Bela Islam Jilid III Bertemakan NKRI Darurat PKI Hadirkan Petinggi FPI dan Kivlan Zein

Penggalangan Aksi Bela Islam Jilid III Bertemakan NKRI Darurat PKI Hadirkan Petinggi FPI dan Kivlan Zein
Penggalangan Aksi Bela Islam Jilid III Bertemakan NKRI Darurat PKI di di Masjid Jabal Rahmah RS Siti Rahmah Bypass. Bertindak Sebagai Pembicara Kivlan Zein dan Habib Muchsin Al Attas.    

SO - Agaknya, dugaan sebagian pihak bahwa demo Aksi Bela Islam Jilid III yang bakal digelar pada Jumat tanggal 25 November 2016, bukan lagi murni soal kasus dugaan penistaan agama, mulai menemukan titik terang. 

Pasalnya, penggalangan massa untuk ikut berpartisipasi dalam demo tersebut dilakukan di beberapa daerah. Berkedok Safari Dakwah, ummat Islam diajak untuk ikut demo tersebut dengan alasan "NKRI darurat PKI."

Misalnya, Safari Dakwah yang dilaksanakan di empat kota di Sumatera Barat, yaitu Payakumbuh, Solok, Bukittinggi dan Padang. Dari selebaran yang didapat Tim SO, kegiatan yang bertemakan "NKRI Daurat PKI" tersebut dilaksanakan oleh organisasi yang menamakan diri "Forum Masyarakat Minang". 

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Safari Dakwah Persialan Aksi Damai Bela Islam Jilid III Dengan Tema NKRI Darurat PKI di Sumatera Barat. Ditergetkan 300 Bus Dari Sumbar.  
Safari Dakwah tersebut dilaksanakan dari tanggal 17-20 November 2016 dengan menghadirkan Ketua Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI), Habib Muchsin Al-Attas, dan Mayor Jendral Kivlan Zein, penyelamat WNI di Filipina. Kegiatan dimulai di Padang pada Kamis, 17 November 2016 dengan panitia Ustad Imam, Ustad Lucky, dan Ustad Aulia. 

Di Padang, kegiatan dilaksanakan di empat lokasi, yaitu pukul 08.00 WIB di Politeknik Unand, pukul 12.30 di IAIN Imam Bonjol Padang, pukul 19.30 WIB di Masjid Jabal Rahmah RS Siti Rahmah Bypass, dan Jumat Subuh di Masji Baitul Hadi Aur Duri. 

Di Solok, kegiatan dilaksanakan pada Jumat, 18 November 2016, dilaksanakan pada tiga titik. Salah satunya adalah di Islamic Centre Solok pada pukul 19.30 WIB. Panitianya adalah Ustad Yoni, Ustad Abu Daud, dan Ustad Hamzah. 

Pada tanggal 19 November 2016, kegiatan "Safari Dakwah" Persiapan Aksi Damai Bela Islam Jilid III tersebut dilaksanakan di Kota Bukittinggi. Kegiatan dimulai pada Dzuhur di Masjid Nurul Ikhlas Aur Kuning, Ashar di Masjid Raya Pasar Atas, Magrib di Masjid Agung Tangah Sawah, dan Subuh Ahad di Masjid al Falah Tembok. Panitianya Ustad Abu Dzaky dan Ustad Ariyanto. 

Tempat Pendaftaran di Salah Satu Kampus di Padang.  
Safari Dakwah di Sumbar diakhiri di Kota Payakumbuh pada Minggu, 20 November 2016. Kegiatan dilaksanakan di dua lokasi dengan panitia Ustad Shiddiq dan Ustad Zaky. 

Safari Dakwah tersebut menargetkan 300 Bus dari Sumbar dengan rincian 100 Bus dari Padang, 100 Bus dari Bukittinggi, dan 100 Bus dari Kota Payakumbuh. Pada kegiatan Safari Dakwah tersebut juga beredar formolir pendaftaran dengan korps Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI). 

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah memperingatkan, bahwa demo 4 November lalu adalah murni didesain anak bangsa dan berjalan dengan demokratis. Gatot juga menyinggung soal penetapan status gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menjadi tersangka soal kasus dugaan penistaan agama. 

Menurutnya, jikapun akan terjadi demo susulan, Gatot mengatakan ada unsur dari luar yang membuat kekacauan dan memecah belah NKRI dan akhirnya konsep membagi wilayah Indonesia akan terwujud.

"Tetapi apabila ada demo lagi, temanya sudah bukan ini, apalagi sekarang (Ahok sudah tersangka). (Bila ada demo lagi maka temanya pastilah) Gulingkan RI 1, pasti itu unsur-unsur dari luar yang akan membuat kekacauan dan memecah-belah NKRI dan akhirnya konsep membagi wilayah Indonesia akan terwujud," ujar Gatot saat memberi kuliah umum di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Rabu, 16 November 2016, sebagaimana dikutip detik.com. 

Formolir Pendaftaran Peserta Aksi Bela Islam Jilid III.  
Sementara itu, Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Tito Karnavian menilai, masyarakat tidak perlu lagi turun ke jalan dan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran seperti pada 4 November 2016.

"Jadi, kalau ada yang mau turun ke jalan lagi, untuk apa? Jawabannya gampang, kalau ada yang ngajak turun ke jalan lagi, apalagi membuat keresahan dan keributan, cuma satu saja jawabannya, agendanya bukan masalah Ahok. Agendanya adalah inkonstitusional dan kita harus melawan itu karena negara ada langkah-langkah inkonstitusional," tutur Tito, sebagaimana dikutip kompas.com. 

Bahkan, Pakar Hukum Tata Negara, Jimly Asshiddiqie, menduga aksi lanjutan pada 25 November 2016 memiliki agenda untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), bukan lagi menuntut kasus yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini memang tidak melarang masyarakat melakukan aksi unjuk rasa, karena demonstrasi merupakan hak warga negara di era demokrasi seperti sekarang ini. Namun, jumlah massa jangan sebesar seperti aksi 4 November 2016.

"Kalaupun tetap mau demo, sebaiknya jangan lebih besar dari yang lalu agar tidak dicurigai punya agenda untuk menjatuhkan presiden yang sah," kata Jimly, Senin, 14 November 2016, sebagaimana dilansir beritasatu.com.

Jimly mengaku tidak ikhlas apabila umat Islam dimanfaatkan pihak tertentu untuk melakukan upaya pemakzulan atau impeachment terhadap Presiden Jokowi, karena dianggap tidak sesuai konstitusi.

"Saya sebagai ketua ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) tidak rela jika umat Islam terjebak dalam adu domba untuk tujuan yang tidak konstitusional. Saya menganjurkan jangan lagi ada demo, sebab tujuannya berpotensi menyimpang dari motivasinya yang semula," jelas dia. (is)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Penggalangan Aksi Bela Islam Jilid III Bertemakan NKRI Darurat PKI Hadirkan Petinggi FPI dan Kivlan Zein"

Post a Comment

Silahkan Komentari Artikel ini

Iklan Atas Artikel

Iklan

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan

Iklan Bawah Artikel

Iklan