Kunjungi Israel, Pejabat MUI Dituding Hina Bung Karno dan Melukai Bangsa Indonesia

Kunjungi Israel, Pejabat MUI Dituding Hina Bung Karno dan Melukai Bangsa Indonesia
SO - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah geram dengan adanya 7 delegasi Indonesia yang menemui Presiden Israel Reuven Rivlin. Selain Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, hal tersebut dianggap menghina pendiri bangsa.

"Yang perlu disadari, kita enggak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Menunjukkan, banggakan kunjungan ke Israel, hina bung Karno (sebagai) pendiri bangsa," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2017.

Kendati belum mengetahui siapa saja dan dalam rangka apa menemui Reuven,  Fakhri khawatir, kunjungan ini akan sikap Indonesia terhadap Israel.

"Belum baca kunjungan apa, siapa, ngapain. Biasanya lobi-lobi zionis ini kuat sekali mau pengaruhi orang-orang yang dianggap bisa jadi simbol penerimaan Israel," sebutnya.

Sementara itu, Komisi VIII DPR yang membidangi agama menyayangkan sikap Istibsyaroh.

"Orang Islam, apalagi tokoh, sangat diperintahkan taat kepada komitmen dan kepada pemimpinnya. Bangsa Indonesia sudah komitmen tidak membuka hubungan diplomatik (dengan Israel) sehingga tidak ada pertemuan dalam bentuk apa pun," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid melalui pesan singkat, Jumat, 20 Januari 2017.

Pertemuan tersebut sangat disayangkan karena dapat melukai perasaan bangsa Indonesia. Sodik mengatakan saat ini diisukan pihak Israel akan memindahkan ibu kota ke Yerusalem.

"Pertemuan seorang tokoh MUI dengan pihak Israel semakin terasa mengganggu perasaan bangsa Indonesia dan umat Islam karena kezaliman Israel kepada Palestina yang terus-menerus, yang terakhir isu pemindahan ibu kota ke Yerusalem," ujar politikus Gerindra ini.

Oleh sebab itu, Sodik menyarankan agar setiap tokoh sebisa mungkin tidak melakukan kontak dengan pihak Israel. "Dengan pertimbangan-pertimbangan tadi, harusnya seorang tokoh mengesampingkan pertimbangan dan alasan lain untuk hadir dengan pemimpin Israel," urainya.

Melukai Bangsa Indonesia

Komisi VIII DPR akan menggelar rapat dengan MUI pada Maret 2017. Hal ini akan ditanyakan saat rapat.

"Iya, kami akan panggil MUI sekalian klarifikasi beberapa masalah dan program MUI," ucap Sodik.

Ketika disampaikan dari 7 delegasi salah satunya adalah pejabat, Fahri sangat menyayangkannya. Apalagi, banyak fatwa ulama di negeri ini yang tidak mengakui keberadaan Israel.

"Kalau orang sipil silakan saja (bertemu), artinya dia enggak ikut fatwa ulama itu, tapi dia tokoh, pejabat negara, janganlah petantang-petenteng apalagi ketemu pejabat setempat, paspor dicap aja sudah engga enak rasanya, apalagi ketemu otoritas resminya," kritik Fahri.

Himbauan Wapres Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau publik untuk melihat konteks kunjungan beberapa tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke Israel dan bertemu Presiden Reuven Rivlin.

"Soal MUI saya belum dengar kabarnya, kalau negara seperti Israel yang tidak ada hubungan diplomatik, yang tidak boleh berkunjung itu biasanya pejabat negara, jadi nanti di paspornya tertulis tidak boleh mengunjungi Israel," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2017.

Pada 18 Januari 2017, laman Kementerian Luar Negeri Israel memuat berita dan foto kunjungan tokoh MUI dan pertemuan mereka dengan Presiden Israel Reuven Rivlin.

Lebih lanjut, Wapres menjelaskan, meskipun pejabat negara dilarang mengunjungi Israel, namun masyarakat sipil Indonesia banyak sekali yang berkunjung untuk berziarah.

"Kalau orang biasa itu, banyak sekali yang berkunjung ke sana untuk pergi berziarah, Kristen berziarah ke sana, Islam ke Masjid Al Aqsa, itu rutin," kata dia.

JK pun mengatakan pernah mengunjungi Israel, namun saat dirinya tidak menjabat di pemerintahan.

"Gusdur pernah ke sana, saya pernah ke sana, tapi dalam posisi bukan pejabat," katanya dikutip Antara.

Salah satu tokoh MUI yang berkunjung, Profesor Istibsjarob, seperti dikutip laman Kemlu Israel, mengatakan pihaknya merasa terhormat dapat diterima Presiden Rivlin.

Dijelaskan dalam laman tersebut bahwa delegasi MUI ke Israel merupakan inisiatif dari Dewan Australia/Israel dan Urusan Yahudi (AIJAC) yang mempromosikan pentingnya dialog antarkepercayaan dan kebudayaan.

Isi Pertemuan

Dikutip dari Israel Ministri of Foreign Affairs, Presiden Rivlin, Rabu pagi, 18 Januari 2017, menerima di kediamannya delegasi para pemimpin Muslim Indonesia yang mengunjungi Israel atas prakarsa Dewan Australia / Israel and Yahudi Affairs (AIJAC).

Presiden Rivlin berkali-kali menyatakan Israel adalah tempat yang aman untuk umat Islam.

Rivlin bercerita tentang bagaimana keluarganya pulang ke Israel dua abad lalu dan bagaimana kehidupan mereka. Menurutnya, kehidupan di Yerusalem saat itu dalam keadaan harmonis antara umat Islam, Kristiani, dan Yahudi.

"Bertahun-tahun kita semua tinggal di Yerusalem bersama-sama dalam harmoni, muslim, Kristiani, dan Yahudi," tutur Rivlin.

Rivlin menekankan demokrasi di Israel tidak hanya untuk orang Yahudi, tapi juga buat semua orang. Ia juga yakin bahwa muslim dan Yahudi ditakdirkan hidup bersama.

"Kita tidak dikutuk hidup bersama, kita ditakdirkan hidup bersama. Nenek moyang saya percaya, seperti saya, bahwa kita semua bisa tinggal di sini bersama-sama. Kita percaya Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis, demokrasi tidak hanya untuk Yahudi, tapi untuk semua orang," tutur Rivlin.

"Kami tidak sedang berperang dengan Islam. Sayangnya, ada orang-orang yang menolak gagasan-gagasan Israel, seperti Iran, Hizbullah, dan Hamas, yang mengatakan dengan keras bahwa tak ada jalan untuk mengakui Israel," ungkap Rivlin.

Rivlin menjamin semua orang bisa beribadah sesuai dengan keyakinannya di Yerusalem. Bagi Rivlin, propaganda hanya datang untuk memprovokasi dunia Islam terhadap Israel.

"Saya jamin di Yerusalem, kota Allah, semua orang bisa beribadah sesuai dengan keyakinannya, dan Israel akan terus membela hak ini, tidak peduli propaganda anti-Israel. Propaganda hanya datang untuk mencoba dan memprovokasi dunia Islam terhadap Israel," jelas Rivlin.

Rivlin pun berharap ada kerja sama lebih besar dengan Indonesia. Ia menilai hubungan kedua negara akan menjadi sangat penting di masa depan.

Mewakili delegasi, sebagai presiden dari Institut Pendidikan Tinggi, Dewan Badan Islam, dan mantan senator di Indonesia, Istibsyaroh merasa terhormat bisa berada di Israel.

"Indonesia terdiri dari 17.000 pulau, terbang dari satu sisi ke sisi lain memakan waktu 10 jam. Meskipun ada beragam agama, dan budaya yang berbeda, mereka dapat tinggal sebagai satu warga, warga negara Indonesia," urai Istibsyaroh. 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kunjungi Israel, Pejabat MUI Dituding Hina Bung Karno dan Melukai Bangsa Indonesia"

Post a Comment

Silahkan Komentari Artikel ini

Iklan Atas Artikel

Iklan

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan

Iklan Bawah Artikel

Iklan